Selasa, 17 Juni 2014

Tugas Softskill Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 2010, 2011, 2013 SERTA RATIO
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO.tbk

BAB I
PENDAHULUAN
            Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Tantangan melakukan analisis dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.
            Dengan demikian penulis akan menjelaskan pengertian laporan keuangan, pengertian analisis laporan keuangan, macam-macam analisis laporan keuangan, manfaat dan tujuan analisis laporan keuangan. Kemudian setelah itu penulis akan membuat rasio keuangan, serta akan menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Analisis Laporan Keuangan
                  Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling memungkinkan mengenai kondisi dan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
B.     Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Terdapat dua jenis analisa laporan keuangan diantaranya :
1.      Analisa Vertikal (menghubungkan antara pos-pos dalam suatu laporan keuangan)
      Yaitu analisis rasio, analisis modal kerja, analisis kas, dan masih banyak lagi.
2.      Analisis Horizontal (menghubungkan pos-pos antar laporan keuangan)
      Yaitu analisis perbandingan (baik antar tahun).
C.    Manfaat dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Manfaat dan tujuan yang didapat dari melakukan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.   Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu.
2.   Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan.
3.   Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.
4.   Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk penilaian kierja manajemen perusahaan.
D.    Rasio Keuangan
                  Rasio keuangan atau financial ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Rasio Profitabilitas / Rentabilitas.
Rasio yang digunakan untuk megukur kamampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain, GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operatig Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA(Return to Toal Asset), dan REO (Return Of Equity).
2.      Rasio LIkuiditas.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancenya. Rasio ini antara lain, Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio).
3.      Rasio Leverage / Solvabilitas.
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain, Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE (Time Interest Earned).
4.      Rasio Aktivitas.
Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.

Berikut adalah laporan keuangan PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk tahun 2010, 2011, 2012 beserta analisis dan perhitungan 4 rasio diatas:



Perhitungan Per Desember Tahun 2010
1.      Rasio Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio   = Rp 213.030.020.197 / Rp 92.639.122.006 = Rp 2,30
Analisis : Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 2,30 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 2,30 : 1
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar – Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio  = (Rp 213.030.020.197 – Rp 9.602.287.926) / Rp 92.639.122.006
                      = Rp 203.427.732.271 / Rp 92.639.122.006 = Rp 2,20
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk 2,20 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan.

2.      Rasio Solvabilitas
Total Dept to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total Dept to Equity Ratio    = (Rp 112.812.910.988 / Rp 455.452.430.838) x 100%
                                               = 0,25 x 100% = 25%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 25% untuk tahun 2010.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
To Debt to Asset Ratio  = (Rp 112.812.910.088 / Rp 568.265.341.826) x 100%
                                        = 0,20 x 100% = 20%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 20 dibiayai dengan hutang dan Rp 80 disediakan oleh pemegang saham.

3.      Rasio Provabilitas / Rentabilitas
Gross Profit Margin = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Gross Profit Margin    = (Rp 289.024.873.413 / Rp 612.192.357.641) x 100%
                                     = 0,47 x 100% = 47%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 47%
Net Profit Margin = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net Profit Margin   = (Rp 99.775.124.375 / Rp 568.265.341.826) x 100%
                                = 0,17 x 100% = 17%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 17%
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
 Operating Profit Margin    =  (Rp 135.657.905.022 / Rp 612.192.357.641) x 100%
\                                           = 0,22 x 100% = 22%
Analisis : Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return Of Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity   = (Rp 99.775.124.375 / Rp 455.452.430.838) x 100%
                               = 0,22 x 100% = 22%
Analisis : pengambilan atas modal perusahaan sebesar 22%


4.      Rasio Aktivitas
Inventory Turnover = Hpp / Persediaan
Inventory Turnover          = Rp 323.167.484.228 / Rp9.602.287.926 = 33,65
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan ini inventory turnover adalah sebesar 33,65
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover       = Rp 612.192.357.641 / Rp 568.265.341.826 = 1,07
Analisis : Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini total asset turnover sebesar 1,07.
Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover     = Rp 612.192.357.641 / (Rp 213.030.020.197 – Rp 92.639.122.006)
                                                = Rp 612.192.357.641 / Rp 120.390.898.191 = 5,08
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini working capital turnover sebesar 5,08.

Perhitungan Per Desember Tahun 2011
1.      Rasio Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio   = Rp 190.274.251.538 / Rp 148.209.117.955 = Rp 1,28
Analisis : Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,28 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancar adalah 1,28: 1
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar – Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio  = (Rp 190.274.251.538 – Rp 16.305.869.407) / Rp 148.209.117.955
                      = Rp 173.968.382.131 / Rp 148.209.117.955 = Rp 1,17
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk 1,17 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan.

2.      Rasio Solvabilitas
Total Dept to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total Dept to Equity Ratio    = (Rp 212.695.735.714 / Rp 546.441.182.786) x 100%
                                               =  0,39 x 100% = 39%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 39% untuk tahun 2011.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
To Debt to Asset Ratio  = (Rp 212.695.735.714 / Rp 759.136.918.500) x 100%
                                        = 0,28 x 100% = 28%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 28 dibiayai dengan hutang dan Rp 72 disediakan oleh pemegang saham.

3.      Rasio Provabilitas / Rentabilitas
Gross Profit Margin = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Gross Profit Margin    = (Rp 379.403.837.133 / Rp 813.342.078.952) x 100%
                                     =  0,46 x 100% = 46%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 46%
Net Profit Margin = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net Profit Margin   = (Rp 115.932.533.042 / Rp 759.136.918.500) x 100%
                                = 0,15 x 100% = 15%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 15%
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
 Operating Profit Margin    =  (Rp 153.226.854.731 / Rp 813.342.078.952) x 100%
\                                           = 0,19 x 100% = 19%
Analisis : Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return Of Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity   = (Rp 115.932.533.042 / Rp 546.441.182.786) x 100%
                               = 0,21 x 100% = 21%
Analisis : pengambilan atas modal perusahaan sebesar 21%


4.      Rasio Aktivitas
Inventory Turnover = Hpp / Persediaan
Inventory Turnover          = Rp 433.938.241.819 / Rp 16.305.869.407 = 26,61
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan ini inventory turnover adalah sebesar
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover       = Rp 813.342.078.952 / Rp 759.136.918.500 = 1,08
Analisis : Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini total asset turnover sebesar 1,08.
Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover         = Rp 813.342.078.952 / (Rp 190.274.251.538 – Rp 148.209.117.955)
                                       = Rp 813.342.078.952 / Rp 42.065.133.583 = 19,3
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini working capital turnover sebesar 19,3.

Perhitungan Per Desember Tahun 2012
1.      Rasio Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio   = Rp 219.818.034.145 / Rp 195.455.567.772 = Rp 1,12
Analisis : Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,12 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancer dengan hutang lancar adalah 1,12 : 1
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar – Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio  = (Rp 219.818.034.145  – Rp 22.598.712.855) / Rp 195.455.567.772
                      = Rp  197.219.321.290 / Rp 195.455.567.772  = Rp 1,009
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk  1,009 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan.

2.      Rasio Solvabilitas
Total Dept to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total Dept to Equity Ratio    = (Rp 538.337.083.673 / Rp 666.607.597.550) x 100%
                                               = 0,81 x 100% = 81%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 81% untuk tahun 2012.
To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
To Debt to Asset Ratio  = (Rp 538.337.083.673 / Rp 1.204.944.681.223) x 100%
                                        = 0,44 x 100% = 44%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 44 dibiayai dengan hutang dan Rp 56 disediakan oleh pemegang saham.

3.      Rasio Provabilitas / Rentabilitas
Gross Profit Margin = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Gross Profit Margin    = (Rp 556.412.908.045 / Rp 1.190.852.893.340) x 100%
                                     =  0,46 x 100% = 46%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah sebesar 46%
Net Profit Margin = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net Profit Margin   = (Rp 149.149.548.025 / Rp 1.204.944.681.223) x 100%
                                = 0,12 x 100% = 12%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 12%
Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
 Operating Profit Margin    =  (Rp 199.403.319.484 / Rp 1.190.852.893.340) x 100%
\                                           = 0,16 x 100% = 16%
Analisis : Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return Of Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity   = (Rp 149.149.548.025 / Rp 666.607.597.550) x 100%
                               = 0,22 x 100% = 22%
Analisis : pengambilan atas modal perusahaan sebesar 22%


4.      Rasio Aktivitas
Inventory Turnover = Hpp / Persediaan
Inventory Turnover          = Rp 634.412.985.295 / Rp 22.598.712.855 = 28,07
Analisis : Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan ini inventory turnover adalah sebesar 28,07
Total Asset Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva
Total Asset Turnover       = Rp 1.190.852.893.340 / Rp 1.204.944.681.223 = 0,98
Analisis : Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini total asset turnover sebesar 0,98.
Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
Working Capital Turnover         = Rp 1.190.852.893.340 / (Rp 219.818.034.145 - Rp 195.455.567.772)
                                                   = Rp 1.190.852.893.340 / Rp24.362.466.373  = 48,8
Analisis : Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada perusahaan ini working capital turnover sebesar 48,8.
A.    Grafik

B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laporan Keuangan
1.      Struktur Permodalan
2.      Aspek Pemasaran
3.      Ekuitas
4.      Pendapatan, Beban, Laba/Rugi, Pendapatan Komperhesif lain, dan Total Laba/Rugi Komperhesif
5.      Arus Kas
6.      Kemampuan Membayar Hutang
7.      Tinjauan Operasional