ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 2010,
2011, 2013 SERTA RATIO
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO.tbk
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada
dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan
tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Tantangan melakukan
analisis dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.
Dengan demikian penulis akan menjelaskan pengertian
laporan keuangan, pengertian analisis laporan keuangan, macam-macam analisis
laporan keuangan, manfaat dan tujuan analisis laporan keuangan. Kemudian
setelah itu penulis akan membuat rasio keuangan, serta akan menjabarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan
proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan
tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling memungkinkan mengenai
kondisi dan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
B.
Macam-Macam
Analisis Laporan Keuangan
Terdapat
dua jenis analisa laporan keuangan diantaranya :
1. Analisa
Vertikal (menghubungkan antara pos-pos dalam suatu laporan keuangan)
Yaitu
analisis rasio, analisis modal kerja, analisis kas, dan masih banyak lagi.
2. Analisis
Horizontal (menghubungkan pos-pos antar laporan keuangan)
Yaitu
analisis perbandingan (baik antar tahun).
C.
Manfaat
dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Manfaat
dan tujuan yang didapat dari melakukan analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. Untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan.
3. Untuk
mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.
4. Untuk
mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk
penilaian kierja manajemen perusahaan.
D.
Rasio
Keuangan
Rasio keuangan atau financial ratio merupakan alat analisis
keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan (neraca, laporan
laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Secara
umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Rasio Profitabilitas / Rentabilitas.
Rasio
yang digunakan untuk megukur kamampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan. Rasio ini antara lain, GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operatig
Profit Margin), NPM (Net Profit
Margin), ROA(Return to Toal Asset),
dan REO (Return Of Equity).
2.
Rasio LIkuiditas.
Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancenya. Rasio ini antara lain, Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio).
3.
Rasio Leverage / Solvabilitas.
Rasio
ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan.
Beberapa rasio ini antara lain, Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri,
Total Hutang terhadap Total Asset, TIE (Time
Interest Earned).
4.
Rasio Aktivitas.
Rasio
yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan
operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Berikut
adalah laporan keuangan PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk tahun 2010, 2011, 2012
beserta analisis dan perhitungan 4 rasio diatas:
Perhitungan
Per Desember Tahun 2010
1.
Rasio
Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar
/ Total Hutang Lancar
Current
Ratio = Rp 213.030.020.197 / Rp 92.639.122.006
= Rp 2,30
Analisis
: Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 2,30 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 2,30 : 1
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar
– Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick
Ratio = (Rp 213.030.020.197 – Rp
9.602.287.926) / Rp 92.639.122.006
= Rp 203.427.732.271 / Rp 92.639.122.006
= Rp 2,20
Analisis
: Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali
sedangkan pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk 2,20 maka keadaannya sangat
baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan.
2.
Rasio
Solvabilitas
Total Dept to Equity Ratio = (Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total
Dept to Equity Ratio = (Rp
112.812.910.988 / Rp 455.452.430.838) x 100%
= 0,25 x 100% = 25%
Analisis
: Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 25% untuk tahun 2010.
To Debt to Asset Ratio = (Total
Hutang / Total Aktiva) x 100%
To
Debt to Asset Ratio = (Rp
112.812.910.088 / Rp 568.265.341.826) x 100%
= 0,20 x 100% = 20%
Analisis
: Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 20 dibiayai dengan hutang dan Rp 80
disediakan oleh pemegang saham.
3.
Rasio
Provabilitas / Rentabilitas
Gross Profit Margin = (Laba Kotor /
Penjualan Bersih) x 100%
Gross
Profit Margin = (Rp 289.024.873.413 /
Rp 612.192.357.641) x 100%
= 0,47 x 100% = 47%
Analisis
: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 47%
Net Profit Margin = (Laba Setelah
Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net
Profit Margin = (Rp 99.775.124.375 / Rp
568.265.341.826) x 100%
= 0,17 x 100% = 17%
Analisis
: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 17%
Operating Profit Margin = (Laba
Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Operating Profit Margin =
(Rp 135.657.905.022 / Rp 612.192.357.641) x 100%
\ = 0,22 x 100% = 22%
Analisis
: Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang
terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return
Of Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity = (Rp 99.775.124.375 / Rp 455.452.430.838) x
100%
= 0,22 x 100% = 22%
Analisis : pengambilan atas modal
perusahaan sebesar 22%
4.
Rasio
Aktivitas
Inventory Turnover = Hpp /
Persediaan
Inventory
Turnover = Rp 323.167.484.228 / Rp9.602.287.926 =
33,65
Analisis
: Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan ini
inventory turnover adalah sebesar 33,65
Total Asset Turnover = Penjualan
Bersih / Total Aktiva
Total
Asset Turnover = Rp 612.192.357.641 / Rp 568.265.341.826 =
1,07
Analisis
: Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini
total asset turnover sebesar 1,07.
Working Capital Turnover =
Penjualan Bersih / (Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
Working
Capital Turnover = Rp 612.192.357.641
/ (Rp 213.030.020.197 – Rp 92.639.122.006)
= Rp 612.192.357.641 / Rp
120.390.898.191 = 5,08
Analisis
: Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang
berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada
perusahaan ini working capital turnover sebesar 5,08.
Perhitungan
Per Desember Tahun 2011
1.
Rasio
Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar
/ Total Hutang Lancar
Current
Ratio = Rp 190.274.251.538 / Rp 148.209.117.955
= Rp 1,28
Analisis
: Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,28 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancer dengan hutang lancar adalah 1,28: 1
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar
– Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick
Ratio = (Rp 190.274.251.538 – Rp
16.305.869.407) / Rp 148.209.117.955
= Rp 173.968.382.131 / Rp 148.209.117.955
= Rp 1,17
Analisis
: Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali
sedangkan pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk 1,17 maka keadaannya sangat
baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan.
2.
Rasio
Solvabilitas
Total Dept to Equity Ratio = (Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total
Dept to Equity Ratio = (Rp
212.695.735.714 / Rp 546.441.182.786) x 100%
= 0,39 x 100% = 39%
Analisis
: Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 39% untuk tahun 2011.
To Debt to Asset Ratio = (Total
Hutang / Total Aktiva) x 100%
To
Debt to Asset Ratio = (Rp
212.695.735.714 / Rp 759.136.918.500) x 100%
= 0,28 x 100% = 28%
Analisis
: Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 28 dibiayai dengan hutang dan Rp 72
disediakan oleh pemegang saham.
3.
Rasio
Provabilitas / Rentabilitas
Gross Profit Margin = (Laba Kotor /
Penjualan Bersih) x 100%
Gross
Profit Margin = (Rp 379.403.837.133 /
Rp 813.342.078.952) x 100%
=
0,46 x 100% = 46%
Analisis
: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 46%
Net Profit Margin = (Laba Setelah
Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net
Profit Margin = (Rp 115.932.533.042 /
Rp 759.136.918.500) x 100%
= 0,15 x 100% = 15%
Analisis
: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 15%
Operating Profit Margin = (Laba
Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Operating Profit Margin =
(Rp 153.226.854.731 / Rp 813.342.078.952) x 100%
\ = 0,19 x 100% = 19%
Analisis
: Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang
terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return
Of Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity = (Rp 115.932.533.042 / Rp 546.441.182.786)
x 100%
= 0,21 x 100% = 21%
Analisis : pengambilan atas modal
perusahaan sebesar 21%
4.
Rasio
Aktivitas
Inventory Turnover = Hpp /
Persediaan
Inventory
Turnover = Rp 433.938.241.819 / Rp 16.305.869.407 =
26,61
Analisis
: Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan ini
inventory turnover adalah sebesar
Total Asset Turnover = Penjualan
Bersih / Total Aktiva
Total
Asset Turnover = Rp 813.342.078.952 / Rp 759.136.918.500 =
1,08
Analisis
: Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini
total asset turnover sebesar 1,08.
Working Capital Turnover =
Penjualan Bersih / (Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
Working
Capital Turnover = Rp 813.342.078.952
/ (Rp 190.274.251.538 – Rp 148.209.117.955)
= Rp
813.342.078.952 / Rp 42.065.133.583 = 19,3
Analisis
: Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang
berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada
perusahaan ini working capital turnover sebesar 19,3.
Perhitungan
Per Desember Tahun 2012
1.
Rasio
Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar
/ Total Hutang Lancar
Current
Ratio = Rp 219.818.034.145 / Rp 195.455.567.772
= Rp 1,12
Analisis
: Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,12 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancer dengan hutang lancar adalah 1,12 : 1
Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar
– Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick
Ratio = (Rp 219.818.034.145 – Rp 22.598.712.855) / Rp 195.455.567.772
= Rp 197.219.321.290 / Rp 195.455.567.772 = Rp 1,009
Analisis
: Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali
sedangkan pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk
1,009 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan dapat membayar
hutang walaupun dikurangi persediaan.
2.
Rasio
Solvabilitas
Total Dept to Equity Ratio = (Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total
Dept to Equity Ratio = (Rp 538.337.083.673
/ Rp 666.607.597.550) x 100%
= 0,81 x 100% = 81%
Analisis
: Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 81% untuk tahun 2012.
To Debt to Asset Ratio = (Total
Hutang / Total Aktiva) x 100%
To
Debt to Asset Ratio = (Rp
538.337.083.673 / Rp 1.204.944.681.223) x 100%
= 0,44 x 100% = 44%
Analisis
: Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 44 dibiayai dengan hutang dan Rp 56
disediakan oleh pemegang saham.
3.
Rasio
Provabilitas / Rentabilitas
Gross Profit Margin = (Laba Kotor /
Penjualan Bersih) x 100%
Gross
Profit Margin = (Rp 556.412.908.045 /
Rp 1.190.852.893.340) x 100%
=
0,46 x 100% = 46%
Analisis
: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 46%
Net Profit Margin = (Laba Setelah
Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net
Profit Margin = (Rp 149.149.548.025 / Rp
1.204.944.681.223) x 100%
= 0,12 x 100% = 12%
Analisis
: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 12%
Operating Profit Margin = (Laba
Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Operating Profit Margin =
(Rp 199.403.319.484 / Rp 1.190.852.893.340) x 100%
\ = 0,16 x 100% = 16%
Analisis
: Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang
terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return
Of Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity = (Rp 149.149.548.025 / Rp 666.607.597.550)
x 100%
= 0,22 x 100% = 22%
Analisis : pengambilan atas modal
perusahaan sebesar 22%
4.
Rasio
Aktivitas
Inventory Turnover = Hpp /
Persediaan
Inventory
Turnover = Rp 634.412.985.295 / Rp 22.598.712.855 =
28,07
Analisis
: Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tersentu. Pada perusahaan ini
inventory turnover adalah sebesar 28,07
Total Asset Turnover = Penjualan
Bersih / Total Aktiva
Total
Asset Turnover = Rp 1.190.852.893.340 / Rp 1.204.944.681.223
= 0,98
Analisis
: Total asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode. Pada perusahaan ini
total asset turnover sebesar 0,98.
Working Capital Turnover =
Penjualan Bersih / (Total aktiva Lancar – Total Hutang Lancar)
Working
Capital Turnover = Rp
1.190.852.893.340 / (Rp 219.818.034.145 - Rp 195.455.567.772)
=
Rp 1.190.852.893.340 / Rp24.362.466.373
= 48,8
Analisis
: Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja yang
berputar pada satu periode siklus kas yang terdapat pada perusahaan. Pada
perusahaan ini working capital turnover sebesar 48,8.
A.
Grafik
B.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Laporan Keuangan
1.
Struktur Permodalan
2.
Aspek Pemasaran
3.
Ekuitas
4.
Pendapatan, Beban, Laba/Rugi, Pendapatan
Komperhesif lain, dan Total Laba/Rugi Komperhesif
5.
Arus Kas
6.
Kemampuan Membayar Hutang
7.
Tinjauan Operasional
8.
Analisis Kinerja
Daftar Pustaka